Kaum hawa tentu risau akan datangnya suatu periode menopause. Pada masa itu biasanya seorang wanita mengalami perubahan atau gejala-gejala yang tidak mengenakan atau dikenal dengan sebutan sindrom menopause, contohnya hot flushes (semburat panas), berkeringat, kurang tidur, kelelahan, gangguan konsentrasi dan memori, gangguan fungsi seksual, cairan vagina mengering, serta dua hal serius dan berbahaya yaitu timbulnya penyakit kardiovaskular dan osteoporosis.
Osteoporosis pada menopause hampir selalu terjadi. Hal tersebut disebabkan karena berkurangnya hormon estrogen. Pada wanita hormon tersebut berperan penting dalam siklus menstruasi, serta dalam menjaga struktur tulang, meningkatkan penyerapan kalsium dan keseimbangannya. Pada wanita menopause yang disertai gejala-gejala atau sindrom menopause, memerlukan obat-obat penambah hormon, termasuk estrogen. Walaupun tidak semua wanita menoupase membutuhkan estrogen, karena penurunan kadar estrogen ini terjadi secara bertahap. Selain estrogen, dikenal pula fitoestrogen. Bagaimana peran fitoestrogen terhadap wanita menopause?.
Apa itu Fitoestrogen?
Fitoestrogen terdiri dari kata fito dan estrogen. Fito artinya tanaman, sedangkan estrogen adalah salah satu dari kelompok hormon steroid yang diproduksi oleh ovarium, plasenta, kelenjar adrenal dan dalam jumlah kecil, oleh testis laki-laki. Maka, fitoestrogen adalah suatu senyawa berbasis tanaman tertentu yang mempunyai kerja mirip estrogen.
Fitoestrogen terdiri dari 3 jenis yaitu:
1. Isoflavonoid : terutama terdapat pada kacang kedelai, buncis, kacang panjang, bawang putih, strawberry.
2. Comenstains: terutama terdapat pada kecambah (tauge), kacang-kacangan dan biji bunga matahari, serta alfalfa dan clover. Dua tanaman terakhir itu tidak ditemukan di Indonesia.
3. Lignans: terutama terdapat pada padi, bawang putih, brokoli, wortel, kentang, jeruk dan apel.
Walaupun mirip, kerja fitoestrogen tidak sekuat dan sehebat estrogen. Estrogen dikenal mempunyai efek samping yang tidak mengenakan atau efek buruk antara lain tumor payudara, sehingga para wanita enggan menggunakannya. Atas dasar itu para peneliti melakukan berbagai studi fitoestrogen sebagai terapi alternatif.
Manfaat Fitoestrogen
Beberapa studi pada hewan percobaan maupun manusia telah dilakukan untuk mengetahui manfaat fitoestrogen dalam mengurangi gejala-gejala menopause. Contoh studi di Cina pada wanita menopause yang mengalami osteoporosis menggunakan salah satu jenis fitoestrogen dalam bentuk kemasan kapsul. Hasil penelitian tersebut belum cukup membuktikan adanya perbaikan struktur tulang osteoporosis pada wanita menopause. Studi lainnya dari Eropa, menggunakan produk fitoestrogen isoflavon, hasil menunjukkan berkurangnya gejala hot flushes (semburat panas) pada wanita menopause.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap keamanan, fitoestrogen memang tidak menunjukkan efek samping yang serius pada wanita yang mengkonsumsi produk fitoestrogen jangka panjang maupun jangka pendek. Efek samping yang ditemukan antara lain gangguan pencernaan contohnya konstipasi dan diare.
Jadi, fitoestrogen untuk wanita menopause terutama yang telah mengalami osteoporosis ternyata belum cukup kuat peranannya atau belum dapat sepenuhnya untuk pencegahan maupun sebagai terapi tunggal pengganti hormon.
Bahan alami fitoestrogen tetap baik dikonsumsi dan disertakan dalam pola makan sehari-hari bagi wanita menopause yang belum atau telah mengalami osteoporosis. Walaupun belum ada standar yang direkomendasikan berapa jumlah kandungan fitoestrogen yang harus dikonsumsi, setidaknya ada upaya dari para wanita menopause dalam menjaga kesehatannya melalui pola makan sehat.
Salam Sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar