Serba Serbi Herbal
Beragam tanaman herbal di muka bumi, terutama di Indonesia. Tanaman herbal terhampar dan berkhasiat obat. Herbal yang dijadikan obat perlu diteliti terkait farmakologinya, antara lain farmakodinamik dan farmakokinetik. Farmakodinamik adalah bagaimana efek suatu obat pada tubuh, sedangkan farmakokinetik adalah bagaimana proses atau efek tubuh ketika kita menelan obat tersebut. Oleh karena itu, farmakodinamik dan farmakokinetik memberi kita informasi tentang bagaimana obat membawa efek menguntungkan bagi manusia dan bagaimana menyebabkan efek sampingnya.
Terdapat zat kimia penting pada tanaman. Zat kimia penting yang terkandung dalam tanaman herbal terbagi atas metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer mempunyai fungsi melindungi tanaman agar tetap hidup , contohnya enzim, protein, lipid, karbohidrat dan klorofil. Metabolit sekunder mempunyai fungsi agar tanaman dapat bertahan, contohnya golongan alkaloid (berperan untuk perlawanan herbivora dan patogen), glucosinolate (untuk proteksi dari serangan insect) flavonoid, minyak esensial, glikosida, tanin, saporin dll. Jumlah dan jenis kandungan zat kimia pada bagian tanaman (contohnya daun, akar, umbi dll) dapat berbeda. Jumlah kandungan zat kimia ditentukan oleh banyak faktor antara lain jenis tanah, iklim, usia tanaman, pengolahan dan pascapanen tanaman herbal tersebut. Ketika tanaman sudah dijadikan obat herbal, maka bentuk sediaan obat herbal memengaruhi zat kimia yang terkandung sehingga memengaruhi pula efek.
Penelitian Obat Herbal
Konsep penting pada farmakologi herbal adalah sinergi antara efek kandungan zat kimia. Penelitian herbal sangat komplek karena banyak variabel terkandung dalam zat kimia yang berpotensi interaksi antar senyawa-senyawanya, sehingga sulit menilai efek yang dihasilkan berasal dari senyawa yang mana. Kandungan zat kimia herbal terdiri dari komponen aktif dan komponen tidak aktif, sementara komponen aktif dari zat kimia herbal sering tidak dapat diidentifikasi dan sulit untuk diteliti. Kesulitan lain dalam penelitian herbal yaitu senyawa alamiah ini sering dimetabolisme pada saluran cerna sehingga hanya merupakan prodrug, dimana senyawa tersebut perlu diubah menjadi lebih aktif terlebih dahulu melalui proses metabolisme tubuh.
Kompleksitas lainnya, senyawa dari zat herbal merupakan molekul polar yang besar, sehingga bioavailabilitas (tingkat sejauh mana suatu zat dapat diserap dan beredar dalam tubuh) sering buruk dan sulit diprediksi efeknya.
Faktanya, sudah banyak obat digunakan dalam pengobatan modern yang merupakan hasil ekstraksi dari tumbuhan. Kina, teofilin, penisilin G, morfin, paclitaxel, digoksin, vinkristin, doksorubisin, siklosporin, vitamin A dan lain sebagainya adalah obat-obatan modern yang berasal dari produk alami. Pemanfaatan bahan alami terutama tanaman untuk pengobatan suatu penyakit telah dipraktikan sejak lama. Bagaimanapun kompleksitas penelitian obat herbal, tentu besar harapan untuk dapat terus dikembangkan, sehingga bermanfaat untuk masyarakat di Indonesia maupun dunia.
Sumber:
1. eBook: Pharmacodynamic basis of herbal medicine, 2007
2. Catatan kuliah herbal, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar