Nina Mariana

Blog Seputar Kesehatan, Obat & Terapi

                                                     





Pentingnya Pemantauan Obat



Tahukah kamu, walaupun dosis obat telah dihitung dan menghasilkan dosis yang sama pada setiap pasien, namun bisa terjadi variasi respon obat pada tiap individu tersebut. Respon obat tentunya akan berpengaruh terhadap hasil klinis. Hasil klinis yang diharapkan adalah kesembuhan pasien dan bahkan tanpa efek samping obat atau efek samping minimal yang dapat ditolerir. Oleh karenanya, penting dilakukan pemantauan terapi obat. Kenapa demikian? Karena:


(1). Bisa jadi obat yang dikonsumsi atau diberikan kepada pasien (pemberian obat secara ditelan misalnya) mempunyai variasi respon tubuh berbeda pada tiap individu. Perjalanan obat setelah ditelan melalui proses penyerapan (absorbsi obat dalam tubuh) di saluran cerna, penyebaran obat melalui darah ke organ tubuh (distribusi obat keseluruh tubuh), lalu proses pengeluran obat (metabolisme dan eliminasi obat) lewat ginjal dan organ lainnya. Variasi respon tubuh terhadap perjalanan obat tersebut disebut proses farmakokinetik. 


(2). Bisa jadi reseptor di jaringan tubuh atau makromolekur dari target obat di tubuh pasien bervariasi, proses obat terhadap target sel tubuh ini disebut farmakodinamik.



Cara Pemantauan Obat



Lalu bagaimana mengetahui adanya variasi respon tubuh seperti tersebut di atas ?. Melalui berbagai macam pemeriksaan atau surrogate markers (biomarker), contoh yang sudah umum diketahui yaitu pada penggunaan obat antihipertensi, maka pemantauannya melalui efek obat terhadap tekanan darah; penggunaan obat statin (antikolesterol), maka pemantauannya melalui kadar kolesterol darah; penggunaan antikoagulan (anti pembekuan darah) pemantauannya melalui efek obat terhadap international normalized ratio (INR) dll.



Selain dengan cara pemantauan surrogate markers diatas, ada pemeriksaan yang lebih spesifik lagi yaitu pemantauan melalui pemeriksaan kadar obat dalam darah atau cairan tubuh lainnya (dikenal istilah therapeutic drug monitoring = TDM), sehingga obat yang beredar dalam tubuh dapat diketahui apakah optimal sesuai target kerjanya obat?.  Kadar obat dalam darah atau cairan tubuh lainnya ini dapat digunakan sebagai pengganti pemantauan kadar obat langsung pada reseptor atau organ tempat kerja obat. Hal tersebut karena pemeriksaan kadar obat pada reseptornya langsung belum dapat diukur.



Therapeutic drug monitoring  (TDM) dilakukan terutama pada penyakit yang sulit diprediksi efek obatnya dengan pemantauan biasa, pemakaian obat jangka panjang (contohnya pengobatan tuberkulosis), atau ketika obat tersebut mempunyai range therapeutic yang sempit antara efek terapi dan efek samping obat (contoh golongan aminoglycosides and glycopeptides) yang menyebabkan mudah menjadi toksik pada dosis standar.



Pemantauan melalui pengukuran kadar obat dalam darah menggunakan alat analitik high performance liquid chromatography (HPLC) atau HPLC-tandem mass spectroscopy atau radioimmunoassay, di laboraturium tertentu.



Manfaat Pemantauan Obat



Pemantauan terapi obat kepada pasien ini sangat bermanfaat dan tentunya wajib dilakukan. Hal tersebut  agar dapat terdeteksi dini apabila terjadi ketidak optimalan suatu terapi obat. Pemantauan terapi obat ini juga sangat bermanfaat bagi dokter, supaya dapat diketahui lebih dini dan jelas apakah terapi obat yang telah diberikan sudah tepat atau belum. Peran multidisiplin para dokter dari berbagai bidang ilmu spesialis dan tenaga kesehatan lain, contoh kelompok tenaga kesehatan penunjang medis, sarana dan prasarana juga sangat dibutuhkan, jadi tidak hanya satu dokter yang terlibat dalam pemantauan terapi obat ini.



Salam Sehat






3 komentar:

Anonim mengatakan...

sangat insightful 👍🏻

Anonim mengatakan...

sangat insightful! 👍🏻

dr. Nina Mariana, SpFK mengatakan...

Tks, moga manfaat :)