Nina Mariana

Blog Seputar Kesehatan, Obat & Terapi

 

Usia Pertengahan (40–59 tahun) dengan Diabetes

Diabetes merupakan salah satu  penyakit kronis berupa gangguan metabolik ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal. Tipe diabetes ada 2, diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 adalah kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa (kadar gula darah tubuh) dimana terjadi kerusakan kelenjar sel beta pankreas sehingga produksi insulin tidak ada. Diabetes melitus tipe 2 akibat penurunan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Tipe 2 lebih banyak terjadi di masyarakat.




Apa itu insulin? Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas yang berfungsi untuk mengontrol gula darah dalam tubuh dan agar gula darah (glukosa) dapat menjadi sumber energi melalui sel otot, lemak dan hati.




Berdasarkan data dunia tahun 2021, penduduk berusia dewasa ( sekitar 20-79 tahun) yang menderita diabetes sebanyak 10,5 %. Penderita diabetes diperkirakan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Berdasarkan jenis kelamin, penderita diabetes sama antara perempuan dan laki-laki.



Hasil Penelitian

Penelitian oleh Zihui Yan dkk di China, merekrut 2776 orang diantaranya kelompok usia pertengahan (40-59 tahun) sebanyak 915 orang; dan kelompok usia lanjut (60-89 tahun) sebanyak 1861 orang. 


Hasil analisis penelitian tersebut menunjukkan angka statistik yang sangat bermakna antara kaitan usia dengan risiko diabetes. Kaitan faktor usia  tersebut dengan diabetes disertai dengan faktor-faktor lainnya.


Faktor-faktor lainnya sebagai berikut: pada kelompok usia pertengahan (40-59 tahun), adanya riwayat keluarga diabetes, adanya hipertensi dan riwayat minum alkohol berkaitan dengan risiko tinggi diabetes. Pada kelompok usia lansia (diatas 60 tahun), adanya hipertensi, kelebihan berat badan dan obesitas, ada riwayat keluarga diabetes, tingkat pendidikan tinggi (berkaitan dengan gaya hidup), dan kadar lemak tinggi (khususnya trigilserida) berkaitan dengan risiko tinggi diabetes.


Faktor bertambahnya usia, perubahan hormonal, dan gaya hidup yang kurang gerak (kurang aktivitas fisik), sehingga rentan terhadap kelebihan berat badan atau obesitas dan peningkatan resistansi insulin, oleh karenanya dapat meningkatkan risiko diabetes. Peningkatan resistansi insulin artinya organ pankreas harus bekerja keras untuk menghasilkan insulin dalam jumlah yang lebih besar lagi untuk membantu mempertahankan kadar glukosa darah normal.




Dengan demikian, seseorang yang memasuki usia pertengahan atau paruh baya dapat melakukan pencegahan agar tidak jatuh sakit diabetes, dengan cara mengendalikan faktor risiko lainnya, contohnya, menjaga gaya hidup sehat melalui pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur dan cukup, berhenti merokok atau konsumsi alkohol, mencegah obesitas. Bagi yang sudah menderita diabetes, dapat mengendalikan penyakitnya  dengan cara mematuhi tata laksana yang sudah diberikan oleh dokter atau faskesnya agar tidak terjadi komplikasi berat. 






Sumber:

1. International Diabetes Federation (IDF) Diabetes Atlas, 2022

2. Zihui Yan et al. The Interaction Between Age and Risk Factors for Diabetes and Prediabetes: A Community-Based Cross-Sectional Study. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity, 2023

3. Info Datin Kemkes RI, 2018

2 komentar:

Babeh mengatakan...

Terimakasih infonya bu dokter

dr. Nina Mariana, SpFK mengatakan...

Sama2,tks,moga manfaat