Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi akibat kuman M. tuberkulosis (Mtb) yang bisa ditularkan melalui droplet atau percikan dahak penderita TBC (saat batuk) ke orang lain. Pada umumnya kita mengenal TBC paru, artinya M.tbc ditemukan di organ paru-paru penderita. Selain paru, terdapat TBC ekstraparu (abdominal atau perut, tulang dll).
Penderita TBC ekstraparu di dunia sebanyak 16 %, sedangkan di Indonesia sekitar 10-19 %. Penyakit TBC abdominal (perut) menempati peringkat ke-6 dari seluruh jenis TB ekstraparu. TBC saluran pencernaan atau usus merupakan bagian dari TBC abdominal. Tingkat kematian TBC usus ini sekitar 1-5%.
Bagaimanakah prosesnya, ketika penularan yang berasal dari percikan dahak lewat batuk seseorang penderita dapat menjadi penyakit TBC di usus?.
Penyakit TBC usus itu memang berhubungan dengan TBC paru. Kira-kira 22 % kasus TBC di usus berhubungan dengan adanya TBC di paru, sedangkan 78 % (sisanya) penyakit TBC di usus terjadi akibat infeksi primer yang langsung terlokalisasi di usus.
Mekanime masuknya kuman Mtb ke saluran pencernaan melalui berbagai jalur, antara lain:
1. Melalui tertelannya susu, makanan, atau dahak yang terkontaminasi kuman Mtb yang tertelan, sehingga mampu melewati lambung menuju usus karena memiliki dinding sel yang mengandung banyak lipid (lemak) dan si kuman tersebut dapat terlindung dari suasana asam lambung
2. Melalui penyebaran darah dari situs infeksi kuman Mtb pada TBC paru maupun TB milier (TBC yang luas)
3. Melalui penyebaran langsung yang menular melalui organ terdekat yang terinfeksi kuman Mtb,
4. Melalui penyebaran melalui aliran kelenjar atau disebut limfatik dari nodus-nodus limfe yang terinfeksi kuman Mtb.
Apa saja tanda dan gejala klinis penyakit TBC usus? Berbagai tanda dan gejala klinis TBC usus yang sering dilaporkan, di antaranya nyeri perut, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, demam, mual, muntah, konstipasi (susah buang air besar), diare, asites, dan keringat malam. Nyeri perut hebat dan berat yang tidak spesifik merupakan keluhan utama pada 80 −100% pasien.
Saat ini yang menjadi tantangan adalah bagaimana cara mendiagnosis TBC usus ini, karena gejala-gejala tersebut diatas pada umumnya juga terjadi pada gangguan pencernaan lainnya. Sehingga perlu inovasi dan teknologi yang dapat cepat dan tepat dalam diagnosis TBC usus.
Betapa penting hidup sehat, memilih makanan yang baik, halal dan sehat, serta menghindari makanan yang terkontaminasi kuman dapat diupayakan. Betapa nikmat dan nyaman dapat menghirup udara segar tanpa nyeri perut yang membuat kita terkapar.
Sumber:
1. WHO. Global Tuberculosis Report 2020
2. Raja Candra, Gastrointestinal tuberculosis. StatPearls [Internet].2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar